Salah satu dampak negatif yang ditimbulkan dari kegiatan panjat tebing bersumber dari penggunaan Magnesium atau yang umumnya disebut MG pada saat pemanjat melakukan pemanjatan permukaan tebing. Magnesium (chalk) dalam climbing pertama kali diperkenalkan oleh John Gill (yang disebut Godfather dari bouldering). Magnesium berasal dari mineral Magnisite, yang lazimnya digunakan para pemanjat untuk mencegah keringat atau mengeringkan tangan. Sehingga dapat semakin meningkatkan cengkeraman jari para pemanjat sekaligus meningkatkan efesiensi penggunaan tenaga pemanjatan, dibandingkan saat cengkraman tanpa menggunakan magnesium.
Saat ini penggunaan magnesium telah diketahui memiliki potensi yang mengakibatkan dampak negatif berupa kerusakan pada permukaan tebing, terutama pada pori-pori batuan tebing (porous sandstone cliffs). Secara visual dapatlah terlihat dampak menurunnya nilai keindahan atau estetika pada batuan tebing, karena adanya jejak berwarna putih yang menetap atau tertinggal pada permukaan batuan tebing yang berwarna gelap.
Dampak lanjutannya yang mungkin ditimbulkan adalah efek magnesium yang tertinggal di permukaan tebing bagi flora dan fauna di Tebing. Flora seperti Jamur misalnya, diyakini paling rentan terhadap keberadaan magnesium di permukaan tebing.
Dampak lanjutannya yang mungkin ditimbulkan adalah efek magnesium yang tertinggal di permukaan tebing bagi flora dan fauna di Tebing. Flora seperti Jamur misalnya, diyakini paling rentan terhadap keberadaan magnesium di permukaan tebing.
Beberapa upaya atau inovasi telah hadir dalam rangka minimalisasi dampak negatif magnesium terhadap batuan tebing . Misalnya dengan menggunakan Eco Ball yang efektif menyerap kelembapan berlebih atau manfaat yang sama dengan magnesium, yaitu memberikan friksi yang baik. Penciptaan Eco ball dimaksudkan untuk digunakan di daerah-daerah di mana bekas warna putih dari magnesium pada batu dapat mengurangi keindahan alam daerah tersebut. Meskipun dalam praktiknya ditemykan adanya kekurangan, dimana eco ball tidak dapat diisi ulang dan harganya lebih mahal daripada magnensium.
Foto : Eco Ball sebagai salah satu alternatif pengganti magnesium
Selain itu pemanjat juga dapat menggunakan magnesium yang warnanya seragam dengan warna permukaan tebing yang akan dipanjat. Bahkan ada sekelompok orang Inggris pada tahun 1970 yang dikenal sebagai "Clean Hand Gang," termasuk Steve Findlay dan Pat Little john, yang semuanya menolak penggunaan chalk atau magnesium. Tokoh lainnya seperti pendiri Patagonia Yvon Chouinard juga telah lama menghindari chalk, seperti halnya tokoh perintis free-climbing Colorado Jim Erickson.
Foto : Penggunaan Magnesium dengan pilihan warna yang berbeda (sumber : climbing.com)
Sampai saat ini, penggunaan magnesium pada seorang pemanjat yang awalnya berguna untuk meningkatkan cengkraman tangan telah sangat melekat dalam panjat tebing.
Memang membutuhkan kajian lebih lanjut terhadap urgensi pembatasan atau penggunaan magnesium oleh para pemanjat dalam rangka meminimalisir dampak negatif terhadap kelestarian flora dan fauna di Tebing. Tetapi alangkah baiknya, jika setiap langkah untuk meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan oleh para pemanjat selalu menjadi tujuan agar dipraktikan oleh setiap pemanjat seoptimal mungkin. Khususnya bagi komunitas pemanjat yang berasal dari kalangan pencinta alam.
Sehingga, meskipun magnesium tetaplah boleh dipergunakan (sampai ada penggantinya), namun langkah-langkah menuju penghematan dalam penggunaan magnesium dapat dipraktikan dan disosialisasikan secara seragam ke seluruh para pemanjat. Dengan demikian akan turut meningkatkan peluang terjaganya kelestarian lingkungan tebing.
Beberapa komunitas panjat tebing telah menjadikannya sebagai suatu simbol bagi organisasinya. Salah satu komunitas panjat tebing yang ada di Yogyakarta misalnya, yang menggunakan "Salam Magnesium" sebagai salam dalam rangka menunjukan identitas bagi anggotanya.
Magnesium tanpa disadari telah menjadi citra dari kegiatan Panjat Tebing itu sendiri. Timbulnya "mitos" penggunaan magnesium, yaitu dapat mengurangi kerusakan pada permukaan kulit tangan, karena dapat meminimalisir gesekan antara kulit dan permukaan tebing, mungkin saja tidaklah seperti yang dibayangkan.
Foto Warna Permukaan ( Lumut) dan/atau Vegetasi Tebing
Mungkin bagi komunitas penggiat panjat tebing sudah saatnya bertindak untuk meminimalisir jejak penggunaan magnesium. Tentunya membersihkan kembali bekas magnesium yang dipergunakan saat bouldering misalnya, tidak akan terlalu sulit untuk dilaksanakan. Jangan sampai kalah dengan komunitas kegiatan extreme lainnya. Komunitas Caving misalnya, yang telah semakin mempopulerkan upaya-upaya untuk meminimalisir jejak langkah yang ditinggalkan ketika memasuki Gua.
Baik komunitas umum dan komunitas Mapala misalnya, mulailah mendidik anggota barunya untuk meminimalisir penggunaan magnesium dalam panjat tebing. Alternatif lainnya adalah melalui penggunaan magnesium yang memiliki dampak yang lebih sedikit, yaitu dengan menggunakan magnesium yang warnanya selaras dengan warna permukaan batuan tebing (kalau ada jualannya sih...).
Selain itu, para penggiat panjat tebing juga diharapkan agar selalu mensosialisasikan upaya-upaya minimalisasi penggunaan magnesium. Langkahnya adalah dengan menciptakan sebuah bentuk simbolisasi yang baru, sebagai bentuk kampanye atau himbauan untuk meminimalisir penggunaan magnesium, dengan suatu istilah yang lebih konservasionis.
Selain itu, bukankah penggunaan magnesium yang berlebihan akan membuat cengkeraman menjadi lebih buruk, daripada tidak menggunakan magnesium sama sekali?. Hal tersebut terlihat sangat jelas, saat perlombaan Boulder misalnya, dimana pembersihan poin dari kelebihan magnesium telah menjadi keniscayaan, agar pemanjat mendapatkan cengkraman yang optimal.
Karenanya layaklah untuk dipertimbangkan, penggunaan sebuah simbolisasi seperti Salam Panjat tebing, dengan istilah yang konservasionis, yaitu "Save Magnesium" atau "Magnesium Lestari".
Semoga...
Karenanya layaklah untuk dipertimbangkan, penggunaan sebuah simbolisasi seperti Salam Panjat tebing, dengan istilah yang konservasionis, yaitu "Save Magnesium" atau "Magnesium Lestari".
Semoga...
Magnesium Lestari...
Save Magnesium...
No comments:
Post a Comment