Sunday 23 May 2021

Konservasi dan Perdagangan Illegal Kura-Kura dan Penyu

Setiap tanggal 23 Mei, para aktivis pencinta kura-kura memperingati Hari Kura-kura Sedunia sebagai penanda perlindungan satwa liar tersebut. Pemerintah melindungi ke-14 jenis kura-kura tersebut dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.

Dalam klasifikasi dunia satwa, kura-kura termasuk dalam kelas Reptilia dan ordo Testudinata. Dalam ordo ini, terdapat  enam keluarga kura-kura yang di dalamnya ada 14 jenis kura-kura yang dilindungi di Indonesia.

Nama kura-kura di Indonesia beraneka ragam, antara lain, kura-kura, penyu, labi-labi, biuku, beluku, bajuku, dan baning.

Invansiv Spesies dan Hari Keanekaragaman Hayati

Hari Keanekaragaman Hayati

Invansif spesies

Thursday 20 May 2021

Rain Garden (Taman Hujan)

Rain Garden Taman (Taman Arsitektur, Geodesi, Sipil) AGS, Fakultas Teknik UGM

Saat ini sekitar 55% warga dunia tinggal di perkotaan. PBB menyebutkan bahwa pada 2050, proporsi tersebut akan meningkat menjadi 68%. Hal ini berarti tekanan terhadap lingkungan kota yang saat ini sudah cukup besar nantinya akan semakin meningkat. Salah satu karakteristik khas perkotaan adalah masalah lingkungan yang berkaitan dengan air: banjir, kurangnya air bersih, pencemaran air, dan penurunan permukaan air tanah.

Permasalahan kawasan kota yang berkaitan dengan air ini erat kaitannya dengan penambahan luasan permukaan yang tak dapat ditembus air (impervious surfaces) seperti jalan beraspal, paving, perumahan, dan sebagainya. Hal ini mengganggu daur hidrologi alami karena air hujan tidak dapat sepenuhnya diserap oleh tanah.

Salah satu solusi atas permasalahan hidrologi perkotaan ini adalah penerapan rain garden. 

Wednesday 12 May 2021

Mengenal Kebijakan School Play Streets

School Play Streets yang diterapkan di Kota New York Amerika dirancang untuk menciptakan ruang aktif bagi sekolah dengan akses terbatas atau tanpa akses ke gimnasium, ruang serbaguna, atau fasilitas rekreasi luar ruangan. Kebijakan ini dilaksanakan dengan menutup sementara jalan-jalan untuk lalu lintas kendaraan dalam rangka untuk menyediakan jalanan, sebagai tempat baru untuk bermain bagi anak-anak sekolah. Dapat dikatakan, bahwa kebijakan ini tidaklah jauh berbeda dengan konsep car free day yang lazim diterapkan di Indonesia.

Orang-orang minoritas dan berpenghasilan rendah lebih cenderung tinggal di lingkungan dengan fasilitas publik, seperti trotoar yang berkualitas rendah, tidak tersedia taman dan sarana rekreasi, dengan potensi bahaya kejahatan dan lalu lintas yang lebih tinggi.

Begitupula dengan fasilitas sekolah yang dimiliki. Dimana sekolah yang ada tidak memiliki ruang yang memadai untuk memenuhi persyaratan yang disebut "layak" untuk pendidikan jasmani dan aktivitas fisik. Play Street diharapkan dapat membantu mengatasi masalah tersebut.

Play Streets menawarkan cara murah bagi lingkungan dan sekolah untuk menciptakan lebih banyak ruang untuk rekreasi aktif. Program ini membantu organisasi lingkungan dan sekolah mengidentifikasi jalan-jalan yang dapat ditutup untuk lalu lintas selama periode waktu tertentu, untuk menciptakan ruang bermain luar ruang baru.

Community Play Streets disponsori oleh organisasi komunitas lokal, dan beroperasi sepanjang bulan-bulan musim panas. Sembilan belas Jalan Bermain komunitas diizinkan di NYC selama musim panas 2012 dengan bantuan dari Departemen Kesehatan dan mitra, menawarkan program seperti kelompok lari, kelas dansa, yoga, dan lokakarya sepak bola, dan peralatan sederhana seperti lompat tali dan hula hoop untuk permainan tidak terstruktur . Selama musim panas 2013, Departemen Kesehatan membantu empat belas organisasi masyarakat untuk mendapatkan izin Play Street.