Monday, 30 March 2020

Gajah Sumatera - Kasus Gajah Erin

Erin, adalah seekor anak gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) betina berumur 4 tahun yang kehilangan sebagian belalainya akibat jerat pemburu gajah. 
Tim Elephant Rescue Unit [ERU] bersama SPTN Wilayah I Way Kanan, Resort Susukan Baru dan mitra menemukannya di perbatasan Rawa Arjo, RPTN Susukan Baru, Wilayah I Taman Nasional Way Kambas (TNWK), pada 23 Juni 2016 atau Minggu, 24 Juli 2016, sekitar 500 meter dari permukiman penduduk. 
Saat itu kondisinya sungguh memprihatinkan. Dia sendirian. Tubuhnya kurus, malnutrisi, dan dehidrasi. Beratnya hanya 250 kilogram. Lebih menyedihkan, sekitar seperdelapan belalai Gajah Betina ini, atau 10 sentimeter dari pangkal putus, diduga terkena jerat pemburu. Diduga, terkena jerat pemburu liar yang ingin menangkap rusa atau babi hutan.
Erin kemudian dievakuasi tim dan dibawah ke Rumah Sakit Gajah (RSG) Prof Dr Rubini Atmawidjaja di Pusat Pelatihan Gajah TNWK. Dokter yang merawatnya memberi infus, obat-obatan, dan pangan yang cukup.
Anggota tim dokter yang menangani anak gajah itu, drh Diah Esti Anggraini, menjelaskan, tak pernah ada kasus gajah dilahirkan dalam kondisi belalai tidak utuh.
Dokter TNWK, Dedi Candra, beberapa hari setelah penemuan itu mengatakan, bagian belalai yang putus ialah bagian yang biasa digunakan gajah untuk meraih tumbuhan atau buah-buahan pakan gajah. Akibatnya, bayi gajah itu kesulitan untuk mencari makan sendiri.
Diah Esti Anggraini, Dokter Hewan Rumah Sakit Gajah Way Kambas menuturkan, pertumbuhan fisik Erin sangat baik sebagaimana gajah lain yang lahir dan besar di PLG. Ia bergabung tanpa kesulitan. Esti mengatakan, belalai yang putus memang tidak tumbuh lagi. Namun, Erin sudah terbiasa dan dibiasakan mencari makan. Dengan adaptasi ini, hingga dewasa nanti, ia tidak akan menemui masalah.



Gajah sumatera [Elephas maximus sumatranus] adalah anak jenis gajah asia, satu dari dua spesies gajah di dunia. Beratnya bervariasi dari 2,25 ton hingga 5,5 ton per individu. Mamalia besar ini dapat tumbuh hingga tiga meter dari pundak ke kaki. Persebarannya, ada di hutan dataran rendah Sumatera.
Mengutip situs Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, jumlah gajah liar di Taman Nasional Way Kambas diperkirakan sebanyak 247 individu dengan rentang estimasi 220-278 individu. Angka ini berdasarkan metode Mark-Recapture yang menggunakan DNA kotoran gajah pada 2010.
Gajah merupakan satwa payung yang kehadirannya menandakan sehatnya suatu ekosistem, sekaligus menunjukkan ketersediaan sumber pakan yang mendukung kehidupan satwa lain. Di Lampung, secara khusus, gajah adalah maskot yang mendukung pariwisata berbasis satwa liar.




Sumber :
https://www.mongabay.co.id/2019/05/20/erin-kisah-gajah-belalai-buntung-yang-viral/
https://kompas.id/baca/utama/2018/03/21/erin-anak-gajah-dengan-belalai-terputus/
https://kompas.id/baca/utama/2018/03/22/kisah-erin-potret-kekejaman-perburuan-gajah/

No comments:

Post a Comment