Banyak daerah di Indonesia memiliki wilayah yang membentuk morfologi khas yang sebagian kondisi alamnya merupakan kawasan yang berbentuk pegunungan, memiliki berbagai sumberdaya alam antara lain berupa batu kapur, mata air, berbagai flora dan fauna, dikenal sebagai morfologi karst. Daerah kawasan karst dapat memberikan manfaat untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Indonesia mempunyai kawasan karst yang luasnya diperkirakan sekitar 15,4 juta hektar.
Kawasan karst yang merupakan kondisi wilayah spesifik dan khas mempunyai potensi sumberdaya alam yang tidak dimiliki oleh wilayah lainnya. Potensi yang unggul adalah dimilikinya sumberdaya air dalam jumlah yang berlimpah dan puluhan gua yang terbentuk secara alamiah melalui proses waktu yang sangat panjang.
Kenampakan endokarst seperti gua banyak sekali di jumpai di kawasan karst baik yang berair maupun gua fosil, tersebar merata di bagian tubuh dan kaki bukit karst. Gua yang ada, mempunyai stalaktit dan stalakmit yang berragam bentuk dan ukurannya. Pada umumnya antar gua saling berhubungan dan mempunyai lorong/alur sungai bawah tanah dengan panjang bervariasi. Sungai bawah tanah yang terbentuk banyak dijumpai karena proses pelarutan pada bidang rekahan dan saling berhubungan.
Terjadinya pencemaran pada salah satu ujung sungai bawah tanah akan menyebar ke beberapa alur sungai bawah tanah lainnya dan akhirnya akan mencemari mata air di sekitarnya. Perusakan pada salah satu ujung berakibat pada bagian lainnya, sehingga perlindungan pada permukaan karst atau eksokarst sangat diperlukan.
Terdapat berbagai strategi untuk konservasi Gua, yang akan tergantung dari sifat dan kondisi Gua yang akan dikonservasi. Dimana setiap Gua dapat memiliki keragaman yang mungkin harus diperlakukan secara berbeda-beda. Gua menyediakan lingkungan yang unik tetapi juga tantangan unik bagi ahli konservasi. Misalnya, Gua yang lebih populer akan membutuhkan strategi yang lebih mendalam daripada gua yang jarang dikunjungi. Namun, apa pun status gua itu, haruslah ditekankan, bahwa sekali kerusakan telah terjadi, maka mungkin tidak dapat diperbaiki kembali selama kita hidup, karena bisanya ekosistem gua telah berkembang selama ribuan tahun dan terkadang jauh lebih lama.
Kawasan karst yang merupakan kondisi wilayah spesifik dan khas mempunyai potensi sumberdaya alam yang tidak dimiliki oleh wilayah lainnya. Potensi yang unggul adalah dimilikinya sumberdaya air dalam jumlah yang berlimpah dan puluhan gua yang terbentuk secara alamiah melalui proses waktu yang sangat panjang.
Kenampakan endokarst seperti gua banyak sekali di jumpai di kawasan karst baik yang berair maupun gua fosil, tersebar merata di bagian tubuh dan kaki bukit karst. Gua yang ada, mempunyai stalaktit dan stalakmit yang berragam bentuk dan ukurannya. Pada umumnya antar gua saling berhubungan dan mempunyai lorong/alur sungai bawah tanah dengan panjang bervariasi. Sungai bawah tanah yang terbentuk banyak dijumpai karena proses pelarutan pada bidang rekahan dan saling berhubungan.
Terjadinya pencemaran pada salah satu ujung sungai bawah tanah akan menyebar ke beberapa alur sungai bawah tanah lainnya dan akhirnya akan mencemari mata air di sekitarnya. Perusakan pada salah satu ujung berakibat pada bagian lainnya, sehingga perlindungan pada permukaan karst atau eksokarst sangat diperlukan.
Terdapat berbagai strategi untuk konservasi Gua, yang akan tergantung dari sifat dan kondisi Gua yang akan dikonservasi. Dimana setiap Gua dapat memiliki keragaman yang mungkin harus diperlakukan secara berbeda-beda. Gua menyediakan lingkungan yang unik tetapi juga tantangan unik bagi ahli konservasi. Misalnya, Gua yang lebih populer akan membutuhkan strategi yang lebih mendalam daripada gua yang jarang dikunjungi. Namun, apa pun status gua itu, haruslah ditekankan, bahwa sekali kerusakan telah terjadi, maka mungkin tidak dapat diperbaiki kembali selama kita hidup, karena bisanya ekosistem gua telah berkembang selama ribuan tahun dan terkadang jauh lebih lama.
Huddart memaparkan berbagai langkah dan upaya konservasi Gua oleh para cavers, antara lain, konservasi rahasia (secret conservation), akses nol (zero acces), akses terbatas (Restricted Access), Pemesanan (Booking), akses periodik (Periodical Access), pembangunan gerbang (Gating), Gua yang dikorbankan (Sacrificial Caves), Konservasi Daya Tahan (Endurance Conservation), Hambatan Buatan (Artificial Obstacles), Menonaktifkan Zona (Zoning Off), Perbaikan Formasi (Formation Repair), Kerangka Kerja Explorasi (Work Exploration Policy), Skema Adopsi Gua (Cave Adoption Schemes), Manajemen Fauna Gua (Cave Fauna Management), Gua Kelelawar Buatan (Artificial Bat Caves), dan Manajemen Pengelolaan Gua Wisata (Management of Lampenflora in Show Caves). Selengkapnya akan dipaparkan, berikut ini :
1. Pengelolaan Gua secara kelembagaan, yang telah diterapkan di Amerika misalnya. Biro Pengelolaan Tanah (the Bureau of Land Management/BLM) bertanggung jawab terhadap pengelolaan 800 gua di 11 negara bagian barat. Sedangkan pengelola taman nasional (the National Park Service/NPS) telah mengelola gua dan pemandangan karst di 120 taman (81 gua yang telah dieksplorasi dan lebih dari 3900 gua yang diketahui berada di seluruh sistem taman nasional).
2. Pengklasifikasian Gua menjadi beberapa Kelas. Pengkasifikasian tersebut didasarkan atas pertimbangan tiga faktor, yaitu: (a) sumber daya gua, (b) sumber daya permukaan, dan (c) potensi kecelakaan dan penyelamatan. Pengelola taman nasional di Kanada mengkategorikan Gua menjadi 3 Kelas, yaitu :
- Gua Kelas 1 adalah dimana akses masuk wajib memiliki izin, dimana kategori Gua memiliki nilai sumber daya tertinggi, bukan untuk rekreasi, setiap kunjungan harus ditambahkan pengetahuan, atau memberi manfaat bagi konservasi gua.
- Gua Kelas 2 adalah akses dengan izin di mana penggunaan rekreasi diizinkan, di sana ada beberapa masalah manajemen dan pendidikan/ orientasi dimungkinkan selama proses perizinan.
- Gua Kelas 3 memiliki akses publik yang tidak terbatas dengan sedikit atau tidak ada masalah manajemen dan tidak ada izin yang diperlukan.
3. Perjanjian dan Penutupan Akses (Access Agreements and Physical Barriers).
Merupakan cara paling konkrit untuk mengendalikan kerusakan Gua dengan mengontrol akses masuk ke dalam gua dan/atau membangun penghalang fisik ke pintu masuk. Misalnya, di Inggris yang menerapkan negosisasi perjanjian akses masuk oleh Council for Northern Caving Clubs (CNCC) yang dipublikasikan di situs web mereka, dimana mereka menetapkan berbagai ketentuan wajib yang harus dipatuhi untuk dapat memperoleh izin akses masuk ke dalam Gua.
Perjanjian untuk pemilik lahan di wilayah Casterton Fell, perjanjian akses dikelola atas nama Whelprigg Estate oleh CNCC. Akses klub hanya untuk klub anggota CNCC dan British Caving Association (BCA). Ini adalah kondisi perjanjian akses dengan Whelprigg Estate bahwa para pemula cavers tidak diizinkan masuk ke dalam sistem Easegill dan bahwa sistem tersebut tidak digunakan untuk melatih para cavers dalam teknik-teknik caving (selain teknik yang digunakan oleh para caver yang berpengalaman, misalnya, fotografi, survei, dan konservasi).
Merupakan cara paling konkrit untuk mengendalikan kerusakan Gua dengan mengontrol akses masuk ke dalam gua dan/atau membangun penghalang fisik ke pintu masuk. Misalnya, di Inggris yang menerapkan negosisasi perjanjian akses masuk oleh Council for Northern Caving Clubs (CNCC) yang dipublikasikan di situs web mereka, dimana mereka menetapkan berbagai ketentuan wajib yang harus dipatuhi untuk dapat memperoleh izin akses masuk ke dalam Gua.
Perjanjian untuk pemilik lahan di wilayah Casterton Fell, perjanjian akses dikelola atas nama Whelprigg Estate oleh CNCC. Akses klub hanya untuk klub anggota CNCC dan British Caving Association (BCA). Ini adalah kondisi perjanjian akses dengan Whelprigg Estate bahwa para pemula cavers tidak diizinkan masuk ke dalam sistem Easegill dan bahwa sistem tersebut tidak digunakan untuk melatih para cavers dalam teknik-teknik caving (selain teknik yang digunakan oleh para caver yang berpengalaman, misalnya, fotografi, survei, dan konservasi).
4. Secret Conservation (Konservasi rahasia).
Pada prinsipnya, konservasi ini mencegah publikasi adanya penemuan Gua yang baru oleh komunitas cavers, sehingga keberadaan Gua baru hanya menjadi pengetahuan komunitas tersebut dan tetap tidak diketahui oleh masyarakat pada umumnya. Tujuannya adalah mencegah meningkatnya jumlah pengunjung ke dalam Gua, sehingga kelestarian Gua dapat terjaga. Dimana mereka hanya memberikan informasi kepada mereka yang secara Subyektif, dianggap telah memahami teknik penelusuran gua serta menghormati dan melindungi Gua yang baru.
Strategi ini sering diadopsi pada awal penemuan tetapi hanya cocok dalam jangka pendek karena bersifat elitis, memecah belah, kontroversial, dan sering kontraproduktif sebagai teknik konservasi. Kami telah melihat dari contoh sebelumnya informasi yang terkait dengan penemuan gua menyebar dengan cepat sehingga konservasi rahasia tidak berfungsi.
Strategi ini lazim diterapkan di komunitas cavers, misalnya komunitas National Speleological Society (NSC) di Amerika dan Komunitas Cavers di Yogyakarta Indonesia.
Pada prinsipnya, konservasi ini mencegah publikasi adanya penemuan Gua yang baru oleh komunitas cavers, sehingga keberadaan Gua baru hanya menjadi pengetahuan komunitas tersebut dan tetap tidak diketahui oleh masyarakat pada umumnya. Tujuannya adalah mencegah meningkatnya jumlah pengunjung ke dalam Gua, sehingga kelestarian Gua dapat terjaga. Dimana mereka hanya memberikan informasi kepada mereka yang secara Subyektif, dianggap telah memahami teknik penelusuran gua serta menghormati dan melindungi Gua yang baru.
Strategi ini sering diadopsi pada awal penemuan tetapi hanya cocok dalam jangka pendek karena bersifat elitis, memecah belah, kontroversial, dan sering kontraproduktif sebagai teknik konservasi. Kami telah melihat dari contoh sebelumnya informasi yang terkait dengan penemuan gua menyebar dengan cepat sehingga konservasi rahasia tidak berfungsi.
Strategi ini lazim diterapkan di komunitas cavers, misalnya komunitas National Speleological Society (NSC) di Amerika dan Komunitas Cavers di Yogyakarta Indonesia.
5. Larangan Akses Masuk (Zero Acces)
Bentuk konservasi yang paling radikal dan revolusioner adalah tidak memiliki akses ke gua dan pemikiran di baliknya sederhana: manusia merusak gua, gua adalah lingkungan yang rentan terhadap kerusakan, dan karenanya tidak ada manusia, tidak ada kerusakan. Namun, ini menimbulkan banyak argumen mengenai aspek pendidikan, sensor, dan kebebasan bergerak dan memiliki masalah moral juga tetapi tidak dapat diabaikan sebagai strategi konservasi.
Di Inggris contoh dari pendekatan ini adalah the Stump Cross Caverns yang benar-benar sebuah gua wisata, tetapi ini tidak mencakup keseluruhan gua dan ada bagian lain yang dapat dieksplorasi. Buku Northern Caving menunjukkan bahwa izin untuk memasuki bagian-bagian gua ini tidak mungkin diberikan tetapi dimungkinkan untuk untuk mencoba dan mendapatkan akses masuknya.
Foto : Konservasi di the Stump Cross Caverns melalui pembatasan atau penutupan bagian tertentu di dalam Gua (www.tripadvisor.co.nz)
6. Pembatasan Akses (Restricted Access)
Strategi manajemen ini
hanya memungkinkan kelompok-kelompok tertentu untuk memasuki sistem gua, misalnya,
kelompok pendidikan, kelompok penelitian, kelompok eksplorasi, kelompok klub
gua yang berafiliasi dengan komite taman nasional dan kelompok masyarakat umum
di gua pertunjukan. Ada sistem masuk yang diatur. Contohnya adalah sistem
pemimpin di gua Mendips untuk St. Cuthberts, Shatter, Withyhill, dan Reservoir
di mana partai-partai dibatasi tidak lebih dari lima orang karena jumlah yang
lebih besar diyakini meningkatkan kecerobohan dan kerusakan.
Namun, Stanton
(1982) mengemukakan bahwa dalam sistem ini "mereka menuntut banyak tekad
dan dedikasi dari para pemimpin, kemerosotan masih terjadi tetapi pada tingkat
yang jauh lebih lambat." Beberapa gua membutuhkan pemimpin yang diakui
untuk perjalanan seperti dalam Dan tahun Ogof (Wales Selatan) di mana pemimpin
umumnya seseorang dari South Wales Caving Club yang telah mengunjungi gua
setidaknya tiga kali dan telah membuktikan bahwa mereka menyadari masalah
konservasi dan keselamatan. Sekali lagi kelompok-kelompok pada umumnya terbatas
pada lima orang sehingga setiap orang dapat berbicara satu sama lain tanpa
harus menyalip orang lain dan berisiko menyimpang dari jalan dan formasi yang
mengganggu. Ini dapat dipandang sebagai elitis, dan jika dikombinasikan dengan
gating maka dapat secara visual telah mengganggu lingkungan alam Gua.
7. Akses Periodik (Periodical Acces)
Ini merujuk pada di mana kelompok tertentu hanya memiliki akses pada waktu tertentu dalam setahun, dengan kata lain musim caving. Ini akan mengintensifkan penggunaan selama periode waktu tunggal dan idenya adalah bahwa gua bisa pulih selama musim tertutup. Namun tidak ada bukti nyata bahwa ini adalah masalahnya. Di Yorkshire Dales, musim tertutup ini berbeda untuk sistem yang berbeda, misalnya pada Leck Fell dan sistem Pipperkin-Nipperkin, antara 1 April dan 30 Juni sementara di Mongo Gill-Shockle Shaft, selama bulan Mei dan Juli. Kesulitan utama di sini adalah penegakan akses.
8. Pemesanan (Booking)
Strategi ini paling baik dicapai melalui strategi manajemen, tetapi kurangnya spontanitas dan kekakuan dengan harus memesan untuk mengambil bagian dalam hobi yang dipilih seseorang dapat menunda orang untuk mengambil bagian atau memesan. Sekali lagi sistem Leck Fell memerlukan aplikasi tertulis ke CNCC satu bulan sebelumnya, dan masalahnya adalah bagaimana menegakkan sistem ini. Di Amerika Serikat, misalnya, Taman Nasional Great Basin di Nevada memiliki lebih dari 40 gua, dan untuk gua harus ada aplikasi untuk izin gua setidaknya 2 minggu sebelum perjalanan. Mereka disetujui untuk mereka yang dapat menunjukkan pengalaman dengan teknik horisontal dan vertikal, etika konservasi gua, dan keahlian dengan peralatan yang diperlukan dan dapat menyatakan bahwa peralatan mereka bersih dan didesinfeksi. Izin ini harus dimiliki saat mengalah, dan grup ini dibatasi antara tiga dan enam orang.
9. Pembangunan Penutup Akses (Gating)
Ini menciptakan penghalang bagi pengguna gua. Bentuk yang paling umum adalah gerbang gembok ke sistem di mana caver harus terlebih dahulu mendapatkan kunci sebelum turun. Bentuk pembatasan ini efektif karena gua harus dimiliki oleh klub gua yang diakui dan diperkirakan bahwa anggota klub tersebut memiliki rasa hormat yang lebih besar terhadap gua yang dimaksud dan menggunakannya dengan sensitivitas yang lebih besar, tetapi itu tidak selalu berhasil karena kerusakan masih terjadi yang disebabkan oleh club cavers. Ini tidak selalu praktis baik karena beberapa gua memiliki terlalu banyak pintu masuk.
Ini melibatkan pengajuan dan pemesanan setidaknya dua minggu sebelum perjalanan yang diusulkan dan melibatkan informasi seperti nama klub atau organisasi caving, nama pemimpin, jumlah dalam kelompok, tanggal kunjungan yang diusulkan, setoran, dan amplop beralamat dicap. Pada saat menerima informasi ini, sebuah keputusan akan dibuat untuk mengizinkan akses, dan jika akses diizinkan kunci dikirimkan kepada pemimpin. Ini hanya berlaku untuk perjalanan caving yang “normal”, dan izin tambahan diperlukan untuk berkemah di bawah tanah, survei, eksplorasi, atau menyelam. Izin dapat ditolak karena alasan apa pun yang dianggap sekretariat izin itu sah.
10. Gua Pengorbanan (Sacrificial Caves)
Di Inggris, BCA mendorong kelompok pemula untuk menghindari gua-gua yang sensitif dan memfokuskan kegiatan pada gua-gua yang mampu mempertahankan tekanan. Ini adalah pendekatan manajemen honeypot dan bahwa dengan menyetujui gua-gua tertentu sebagai pengorbanan di mana kepentingan konservasi tidak lagi menjadi pertimbangan utama, itu akan mengurangi tekanan pada gua-gua lainnya yang akan dikonservasi.
Contoh terbaik di Yorkshire Dales adalah sistem Long Churn atau Great Douk dan di South Wales, sistem Porthyr Ogof, tempat parkir mobil dibangun untuk mendorong penggunaan. Gua-gua ini harus memiliki nilai pendidikan yang tinggi, dan harus ada contoh perlunya konservasi, jika tidak, bahayanya adalah terlalu rendah prioritas ditempatkan pada pendidikan dalam kegiatan dan generasi baru dari caver dapat dibuat tanpa menyadari perlu untuk konservasi.
Strategi ini mungkin dapat diterapkan bagi pendidikan cavers yang lazim dilaksanakan oleh komunitas pencinta alam. Misalnya melalui pelaksanaan pendidikan dasar (Diksar atau Diklat) serta pendidikan lanjutan (Dikjut atau Lantap), yang lebih baik difokuskan dilaksanakan pada Gua Wisata/ Memiliki daya dukung yang baik.
Lanjut besok..besok ah....
Peluang Pinjaman Ditawarkan Oleh Mr, Lorenzo Diego yang Menyelamatkan Keluarga Saya Dari Ikatan Keuangan {mrlorenzodiegoloanfirm@outlook.com}
ReplyDeleteHalo semuanya, saya adalah ibu tunggal Putri Adiratnaa dari Jakarta, saya ingin membagikan kesaksian yang luar biasa ini tentang bagaimana saya mendapat pinjaman dari Tuan, Lorenzo Diego, ketika kami diusir dari rumah kami ketika saya tidak dapat membayar tagihan lagi, Setelah scammed oleh berbagai perusahaan online dan menolak pinjaman dari bank saya dan beberapa credit union yang saya kunjungi. Anak-anak saya dibawa ke panti asuhan, saya sendirian di jalan. Hari dimana aku berjalan dengan malu-malu ke teman sekolah lama yang mengenalkanku pada Daisy Maureen. Pada awalnya saya mengatakan kepadanya bahwa saya tidak siap untuk mengambil risiko meminta pinjaman online lagi, tetapi dia meyakinkan saya bahwa saya akan menerima pinjaman saya dari mereka. Setelah dipikir-pikir lagi, karena tunawisma saya harus mengikuti persidangan dan mengajukan pinjaman, untungnya bagi saya, saya menerima pinjaman $ 80.000,00 dari Tuan Lorenzo Lorenzo. Saya senang saya mengambil risiko dan mengajukan pinjaman. Anak-anak saya telah diberikan kembali kepada saya dan sekarang saya memiliki rumah dan bisnis sendiri. Semua terima kasih dan terima kasih diberikan kepada perusahaan pinjaman Tuan Lorenzo Diego yang telah memberi saya makna hidup ketika saya kehilangan semua harapan. Jika saat ini Anda mencari bantuan pinjaman, Anda dapat menghubungi mereka melalui: {mrlorenzodiegoloanfirm@outlook.com}