Thursday, 20 June 2019

Etika Panjat Tebing - Pelestarian Batuan tebing

Salah satu sumber kode etik dalam rangka pelestarian batuan tebing dalam Panjat Tebing adalah dokumen UIAA Recommendations on the Preservation of Natural Rock for Adventure Climbing. Dokumen tersebut merupakan kelanjutan dari dokumen UIAA sebelumnya, yaitu dokumen "To bolt or not to be" yang memaparkan tentang Penggunaan Bolts dalam pembuatan jalur panjat tebing di tebing alam.

Robert Renzler, Presiden Komisi Mountaineering, dan tim penasihatnya mengasumsikan dokumen tersebut sebagai "kompromi yang dapat diterima" antara upaya pelestarian batuan tebing dengan keadaan alami yang cocok untuk panjat tradisional dan sport climbing untuk olahraga panjat tebing serta keamanan dalam suatu jalur pemanjatan.

Di beberapa daerah pegunungan, bor masih digunakan secara membabi buta sehingga pemanjatan dengan "roh" petualang semakin terbatas atau, paling buruk, sudah tidak dimungkinkan lagi. Di beberapa negara, seperti Hongaria, semua batu yang tersedia untuk pendakian telah dibor dan dibaut untuk melakukan pendakian olahraga.
Negara-negara yang baru mengembangkan panjat tebing mereka secara khusus tertarik untuk menerima panduan tentang pengeboran dan panjat tradisional dari UIAA.
Tidak diragukan beberapa komunitas panjat dengan kemampuan penggunaan Bor Tebing dapat berpengaruh atau mengubah karakter tebing dalam waktu yang sangat singkat.
Melalui dokumen ini, UIAA ingin agar anggotanya memastikan, bahwa ketika area pemanjatan dikembangkan, dilaksanakan melalui konsultasi yang tepat terlebih dahulu dengan para pendaki lokal dan kelompok kepentingan lainnya, dan mempertimbangkan etika, tradisi, dan gaya panjat yang ada. Tujuannya adalah, meminimalisir kerusakan batuan tebing seoptimal mungkin, tanpa mengurangi keselamatan pemanjatan.
Dokumen tersebut mengkategorikan 3 Jenis Panjat Tebing berdasarkan gaya pemanjatannya, yaitu :
Panjat Tebing Tradisional (Adventure climbing, traditional climbing or ‘trad’ climbing), adalah gaya pemanjatan yang diadopsi di masa-masa awal panjat tebing, di mana leaders (pemimpin pemanjatan) menempatkan semua peralatan yang diperlukan untuk melindungi dari jatuh yang berbahaya. Peralatan (pengaman) tersebut kemudian dilepas oleh anggota (pemanjat) selanjutnya.
Pengaman dikembangkan secara berbeda dari satu negara ke negara lainnya. Di Inggris, pengeman pertama hanya menaruh sling pada batuan (rock spike) atau menggunakan pengaman sisip (chock/ nuts/ chockstone) pada celah tebing. 
Di negara lain, pasak digunakan, kecuali pada batu pasir Bohemian lunak di mana simpul macet yang dapat dilepas mencegah kerusakan pada batu.
Cita-cita tradisional dari pendakian tradisional adalah bahwa pemanjatan tidak meninggalkan jejak permanen - dan dengan demikian dianggap ramah lingkungan. Meski begitu, frasa "pendakian tradisional" bermasalah. 
Di beberapa negara, tradisinya adalah mengaitkan batuan tanduk dengan tali seperti yang diterapkan dalam pemasangan ancoring pada route Dent de GĂ©ant dan Matterhorn.


Label lain untuk gaya panjat ini adalah 'pendakian berdampak minimum', 'pendakian alami', 'pendakian tanpa tanda atau' pendakian '. 
Saat ini pilihan yang lebih disukai adalah 'adventure climbing', istilah yang 30 tahun lalu disebut hampir semua pendakian

No comments:

Post a Comment