Polemik hasil Laporan WHO atas keterkaitan antara penyebaran awal Virus Corona dan Kelelawar patut ditanggapi oleh pemerintah secara responsif. Laporan yang ditulis bersama dengan para ilmuwan China, dimana tim pimpinan WHO menyatakan, bahwa virus itu kemungkinan ditularkan dari kelelawar ke manusia melalui hewan lain.
Laporan tersebut juga berpotensi memicu timbulnya kekahawatiran masyarakat terhadap kelelawar, yang dituding sebagai penyebar virus corona. Kekahawatiran yang dapat saja, kembali memicu gerakan pemusnahan terhadap satwa kelelawar di Indonesia.
Patut diingatkan kembali, bahwa pada bulan maret 2020 di awal masa pandemi, beberapa pemerintah daerah mengambil inisiatif yang keliru, dengan menggerakan pemusnahan satwa kelelawar di daerahnya, karena dikhawatirkan menjadi binatang pembawa (vector) virus corona.
Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kota Surakarta bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jateng memusnahkan kelelawar di Pasar Depok, Solo. Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan, Evi Nur Wulandari menyampaikan, pemusnahan kelelawar di Pasar Depok Solo sebagai langkah antisipasi agar virus tersebut tidak mutasi dan menyerang kepada manusia.
Sumber : Artikel Kompas.com dengan judul "Solo KLB Corona, 193 Kelelawar di Pasar Depok Dimusnahkan", Penulis : Kontributor Solo, Labib Zamani dan Editor : Khairina; Klik untuk baca: https://regional.kompas.com/read/2020/03/14/21175101/solo-klb-corona-193-kelelawar-di-pasar-depok-dimusnahkan?page=all.
No comments:
Post a Comment