Sejak 2020, Ujungpangkah ditetapkan sebagai Kawasan Ekosistem Esensial (KEE), melengkapi keberadaan KEE lain di Jatim seperti Pantai Taman Kili-Kili Trenggalek, Teluk Pangpang Banyuwangi, dan Pulau Musakambing Sumenep. Selain kaya koleksi jenis mangrove yang jarang dijumpai di tempat lain, Ujungpangkah juga menjadi tempat singgah 72 jenis burung air, termasuk 29 jenis burung migran dari berbagai belahan dunia, seperti Pelican Australia dan Trinil Lumpur Asia dari Mongolia.
Direktur Bina Pengelolaan Ekosistem Esensial Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Asep Sigiharta, Kamis (3/6/2021) di Gresik mengatakan kekayaan keanekaragaman hayati itulah yang mendasari pengusulan Ujungpangkah sebagai situs Ramsar atau lahan basah. Situs ini bakal menjadi satu-satunya di dunia yang lokasinya berada di luar hutan konservasi.
Bupati Gresik Fandi Ahmad Yani mengatakan pengusulan sebagai warisan dunia ini menjadi kebanggaan bagi masyarakat Gresik bahkan Jatim. Pihaknya pun berkomitmen mengawal pelestarian hutan mangrove dengan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang tingginya kekayaan keanekaragaman hayati dan manfaatnya bagi kelestarian ekosistem dunia.
Sebagai kota industri, Gresik menjadi incaran investor nasional dan internasional. Jumlah industri skala besar dan menengah lebih dari 800 perusahaan, melebihi jumlah desa dan kelurahan sebanyak 356. Bentang alam pantai utara yang menjadi lokasi KEE Ujung Pangkah pun dikepung industri.
Di sebelah utara, misalnya, terdapat industri dok kapal dan Perusahaan Gas Negara. Sementara itu di sebelah selatan, berdiri Java Industrial and Port Estate (JIIPE) yang ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan menjadi salah satu ikon kawasan industri terbesar Indonesia. KEE dan KEK ini berhadapan langsung.
No comments:
Post a Comment